Tirai Filsafat
Tentang “Filsafat” dari Para Filsuf Dunia
ü Sebab dari rasa ingin tahulah manusia saat ini dan pada mulanya mulai berfilsafat. [ARISTOTELES (384-322 )]
ü Jangan biarkan seorang pun menunda belajar filsafat saat sudah tua. Karena tak ada seorang pun yang terlalu muda untuk mengupayakan kesehatan jiwa. Dia yang mengatakan bahwa masa bagi filsafat belum tiba atau masa kebahagiaan telah berlalu. Dengan demikian, baik yang muda maupun yang tua harus berfilsafat, dan bagi yang tua, bisa tetap muda dalam hal-hal yang baik dikarenakan rasa syukur atas apa yang telah terjadi, sementara bagi yang muda agar, meskipun masih muda, juga bisa seperti orang tua yang tidak memiliki rasa takut terhadap apa yang akan terjadi. [EPICURUS (341-270)]
ü Kata-kata seorang filsuf yang tidak mampu menawarkan kesembuhan bagi penderitaan manusia adalah kata-kata kosong dan sia-sia. [EPICURUS (341-270)]
ü Sekarang, kita masing-masing menyadari, bahwa jika dia menoleh ke belakang menuju sejarah hidupnya sendiri, betapa saat dia masih kecil dia adalah seorang teolog, saat remaja dia adalah seorang metafisikus, dan saat dewasa dia adalah seorang filsuf. [AUGUSTE COMTE (1798-1857)]
ü Makna lebih luas cakupannya dan lebih berharga nilainya daripada kebenaran, dan filsafat lebih berurusan dengan makna kebenaran. [JOHN DEWEY (1859-1952)]
ü Mutiara-mutiara filsafat tidak menjadi kurang berharga karena tidak dipahami. [GIARDANO BRUNO NOLA (1548-1600)]
Tentang “Bahasa” dari Para Filsuf Dunia
ü Bahasa adalah rumah Anda. [MARTIN HEIDEGGER (1889-1976)]
ü Bahasa memasang perangkap yang sama bagi semua orang; ia adalah jaringan sangat luas berupa kelokan-kelokan yang keliru. Dan demikianlah kita melihat manusia demi manusia berjalan di jalur yang sama dan kita sudah tahu sebelumnya ke mana ia akan berbelok, ke mana bila ia berjalan lurus tanpa memperhatikan belokan di kanan-kirinya, dan sebagainya. Jadi, yang harus aku lakukan adalah memasang papan penunjuk jalan pada setiap persimpangan yang menyesatkan sehingga bisa membantu orang-orang melintasi titik-titik yang berbahaya. [LUDWIG WITTGENSTEI 1889-1951)]
ü Batas bahasaku berarti duniaku. Segala sesuatu yang bisa dikatakan berarti bisa dikatakan dengan. Bilamana seseorang tidak dapat berbicara, dia harus diam. [LUDWIG W]
ü Kata-kata sekaligus perbuatan. [LUDWIG WITTGENSTEI 1889-1951)]
ü Manusia terlahir bebas; namun di mana-mana dia terbelenggu. [JEAN-JACQUES ROUSSEAU (1712-1778)]
Tentang “Pengetahuan” dari Para Filsuf Dunia
ü Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang diilhami oleh cinta dan dibimbing oleh pengetahuan. [BERTRAND RUSSEL (1872-1970)]
ü Pengetahuan dan cinta adalah dua hal yang bisa diperluas sampai tak teringga; jadi, bagaimanapun baiknya kehidupan, masih ada kehidupan yang lebih baik yang bisa dibayangkan. Tak ada cinta tanpa pengetahuan, dan tak ada pengetahuan tanpa cinta, yang bisa menciptakan kehidupan yang baik. [KAHLIL GIBRAN]
ü Pengetahuan sedikit, asal dipraktekkan, diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari lewat karya nyata jauh lebih berharga daripada banyak pengetahuan yang “nganggur”, yang tidak dipraktekkan, tidak diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. [MICHAEL DE MONTAIGNE (1533-1592)]
ü Keadaanku menyedihkan, sebab aku bahkan tidak tahu apa yang tidak aku ketahui! [Ss. AGUSTINUS (354-430)]
ü Jika kita benar-benar memiliki sebutir pengetahuan, tidak sesuatu pun yang mampu menahan kita. [MICHAEL DE MONTAIGNE (1533-1592)]
ü Dalam masalah-masalah yang hendak kita selidiki, penyelidikan kita haruslah diarahkan, bukan pada apa yang dipikirkan oleh orang lain, juga bukan pada apa yang kita pikirkan sendiri, namun pada apa yang bisa kita lihat dengan jelas dan nyata yang bisa kita simpulkan secara pasti, karena pengetahuan tidak bisa diperoleh dengan cara lain. [RENR DESCARTES (1596-1650)]
ü Kita tidak perlu terkejut jika ia mampu menggugat kembali pengetahuan tentang keutamaan atau apa pun lainnya yang, seperti kita lihat, pernah ia miliki. Semua sifat adalah sama, dan jiwa telah mempelajari semuanya, sehingga jika seseorang sudah mengingat sepenggal pengetahuan – telah mempelajarinya, dalam percakapan sehari-hari – maka tidak ada alasan mengapa dia tidak bisa menemukan semua pengetahuan yang lainnya, jika dia memiliki tekad yang kuat dan tidak kenal lelah dalam mencarinya; karena mencari dan belajar tidak lain adalah mengingat. [EPICURUS]
ü Apakah kita perlu menyatakan dengan jujur bahwa para pecinta pengetahuan sejati tentunya akan berusaha menemukan realitas, dan tidak merasa puas begitu saja dengan serangkaian hal-hal partikular yang umumnya dianggap sebagai realitas, melainkan akan terbang tinggi dengan gairah yang tak pernah padam dan tak kenal lelah sampai dia memahami hakekat setiap hal dalam dirinya sendiri, dengan kemampuan mental yang sesuai untuk melakukannya, dengan kemampuan yang sebanding dengan realitas, dan yang mendekati dan menyatu dengannya ... dan ia hanya berhenti dari upaya demikian itu jika ia telah memperoleh pengetahuan dan kehidupan sejati dan kepuasan? [EPICURUS]
Tentang “Logika” dari Para Filsuf Dunia
ü Logika memenuhi dunia: batas-batas dunia adalah juga batas-batas logika. Jadi, kita tidak bisa mengatakan dalam logika: ini dan itu terdapat dalam dunia. Karena hal itu jelas mengandaikan bahwa kita menyampaikan kemungkinan-kemungkinan tertentu, dan ini mustahil karena jika tidak demikian logika pasti bisa keluar dari batas-batas dunia: yakni, jika ia pasti bisa mempertimbangkan batas-batas ini dari sisi lain. [LEDWIG W.]
Tentang “Kebenaran” dari Para Filsuf Dunia
ü Tidak seorang pun yang bisa berbicara tentang kebenaran; jika dia belum mampu menguasai dirin ya sendiri. Dia tidak bisa mengatakannya – tapi bukan karena tidak cukup pandai. Kebenaran hanya bisa dikatakan oleh seseorang yang telah tinggal didalamya; bukan oleh seseorang yang masih hidup dalam kepalsuan dan hanya sesekali berusaha keluar dari kepalsuan menuju kebenaran. [LEDWIG W.]
ü Kita mengarah pada kesederhanaan dan mengharapkan kebenaran. [NELSON GOODMAN (1909-1998)]
ü Jiwa yang tidak pernah melihat kebenaran tidak bisa memiliki bentuk manusia, sebab manusia harus mampu memahami perkataan. [NELSON GOODMAN]
Tentang “Penalaran” dari Para Filsuf Dunia
ü Jika kau, dalam setiap kesempatan, tidak menyesuaikan semua tindakanmu dengan tujuan alam, melainkan dengan gegabah beralih menuju [kriteria] yang lain untuk menghindari atau mengejar seuatu, maka tindakan-tidnakanmu tidak akan sesuai dengan penalaranmu. Dan ketika manusia menganggap diri mereka lebih arif dari orang lain, berteriak dan menurut nalar yang benar untuk menjadi hakim; namun, mereka tidak mencari nalar yang lain, dan segala sesuatu harus ditentukan bukan oleh nalar orang lain namun nalar mereka sendiri, itu adalah sesuatu yang tidak bisa diterima dalam masyarakat mausia maupun dalam permainan. Setelah kartu kruf dibagikan dan bila kartu kruf digunakan dalam segala kesempatan maka saat kesempatan terbesar berada di tangan mereka. Karena mereka tidak melakukan hal lain untuk dijadikan sebagai nalar yang benar, sehingga bisa memenuhi setiap keinginan mereka, saat keinginan itu datang dan memenuhi setiap keinginan mereka, saat keinginan itu datang dan memengaruhi mereka, maka mereka dalam kontroversi diri mereka sendiri: mengakui keinginan mereka akan nalar yang benar, dengan menggunakan klaim yang mereka ajukan sebagai nalar itu sendiri. [THOMAS HOBBES]
ü Essensi nalar tidak terdapat dalam upaya menyediakan dasar dan kekuasaan bagi manusia, melainkan dalam upaya mengajaknya masuk ke dalam pertanyaan dan mengundangnya ke dalam keadilan. [EMMANUEL LEVINAS (1906-1992)]
Source URL: https://pokbongkoh.blogspot.com/2010/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlVisit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection
0 comments:
Post a Comment