KATA ULANG, KONJUNGSI, IMBUHAN, FRASE
AC. Kata Ulang (Reduplikasi)
Macam-macam kata ulang
a. Kata ulang seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar.
b. Kata ulang sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
….Misalnya…: lelaki (bentuk dasarnya laki), pertama-tama
c. Kata yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
….Misalnya : kereta-keretaan : bentuk dasarnya kereta
……………….rumah-rumahan : bentuk dasarnya rumah
….Misalnya..: gerak-gerik : bentuk dasarnya gerak
………………..bolak-balik : bentuk dasarnya balik
Makna Kata Ulang
a. Menyatakan banyak tak tentu
….Misalnya : Buku-buku itu telah kusimpan di dalam lemari.
b. Menyatakan banyak dan bermacam-macam
….Misalnya : Buah-buahan di pinggir jalan harganya lebih murah.
c. Menyatakan menyerupai
….Misalnya : Bang Husin memasang orang-orangan di tengah sawah.
d. Menyatakan agak
….Misalnya : Walaupun sudah besar, anak itu masih kekanak-kanakan.
e. Menyatakan intensitas
….Misalnya : Pukullah dia kuat-kuat. ( intensitas kualitatif)
……………….Dari tadi ia bolak-balik saja. (intensitas frekuentatif)
f. Menyatakan saling (resiprok)
….Misalnya : Kedua remaja itu sedang bercubit-cubitan.
g. Menyatakan kolektif
….Misalnya : Mereka masuk dua-dua dengan tertib.
Sumber: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan Tata Bahasa
………….Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
AD. Kata Penghubung (Konjungsi)
……….Kata penghubung disebut juga kata sambung atau konjungsi. Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru dan tanda tanya), dan kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.
Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:
1. menyatakan gabungan: dan, lagi, lagi pula, serta
2. menyatakan pertentangan, tetapi, akan tetapi, melainkan,
3. menyatakan waktu: apabila, ketika, bilamana,.sebelum sejak, sesudah
4. menyatakan tujuan: supaya, agar, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, sebab itu, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, sampai
7. menyatakan syarat: jika apabila, kalau, asalkan, bilamana
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan pilihan: atau menyatakan perbandingan: seperti,
….menyatakan menguatkan : bahkan, apalagi
….menyatakan rincian ……..: yakni, adalah, yaitu, ialah
….menyatakan penjelas (penegas) : bahwa
….menyatakan urutan………: mula-mula, lalu, kemudian
….menyatakan pembatasan..: kecuali, selain, asal
….menyatakan penanda contoh: misalnya, umpama, contoh
….menyatakan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok,
.
Sumber : Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia,
…………..Gorys Keraf Sintaksis, M. Ramlan
AE. Imbuhan
1. Imbuhan ter-
Imbuhan ter- mempunyai bentuk ter-, te-, dan tel-. Imbuhan ter- membentuk kata kerja dan kata sifat.
Makna imbuhan ter-
Menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatantelah selesai.
Menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan tengah atau terus berlangsung.
Contoh: Perahu itu terapung sepanjang malam.
Menyatakan aspek spontanitas, perbuatan tiba-tiba atau tidak disengaja. Contoh: Pendaki gunung itu terperosok ke jurang.
Menyatakan intensitas atau repetitif (berulang-ulang).
Contoh: Dalam keluarganya ia tertinggi ukuran badannya.
2. Imbuhan me-kan berfungsi membentuk kata kerja.
Makna imbuhan me-kan
Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses
Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai
Misalnya : Orang itu memperhambakan benda-benda antiknya.
Menyatakan intensitas
Misalnya : Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta.
3. Imbuhan per-an
Imbuhan per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata berimbuhan per-an merupakan hasil nominalisasi dari kata kerja yang sejalan dengan kata kerja bentuk ber- (-an), kata kerja bentuk memper- (-kan,-i).
Misalnya: perkenalan sejalan dengan berkenalan
Aku berkenalan dengan dia. Perkenalanku dengan dia tidak kuduga sebelumnya.
Makna Konfiks per-an
Menyatakan hal
Misalnya: Izin pergedungan di DKI Jakarta sangat ketat.
Menyatakan hasil
Misalnya: Kita harus menjunjung persatuan bangsa.
Menyatakan tempat, daerah
Misalnya: Vila itu sebagai peristirahatan keluarga presiden.
Menyatakan bergai-bagai
Misalnya: Surat lamaran pekerjaan harus disertsai persyaratan
Sumber: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan
4. Imbuhan serapan: -i,-iah,-wi, -is, -isme, -if, -al,-asi
……….Imbuhan ini merupakan serapan dari bahasa asing. Imbuhan serapan tersebut pada umumnya berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat. Makna yang umum untuk menandai kata sifat adalah mempunyai sifat atau ciri : Misalnya: legal, universal, sportif, aktif, egois. Sebaliknya -isme mengandung makna paham. Misalnya: nasionalisme, komunisme. Sufiks -tas menyatakan makna hal. Misalnya: kriminalitas, aktivitas. Sedangkan – asi menyatakan proses, misalnya: proklamasi, nasalisasi. Sedangkan sufiks -i, – iah, -wi menyatakan makna yang bersangkutan dengan, misalnya: gerejani, surgawi, alamiah.
Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
5. Partikel asing : anti- pro-, eks-, pra-, swa-, intra-, trans-, non-
……….Partikel asing maksudnya imbuhan asing yang melekat pada awal kata dasar. Contoh: SMU kami sering mendapat juara dalam perlombaan intrakurikuler. .
.
.
AF. Frase (Kelompok Kata)
Frase adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
……………K …………S …………….P ……………..Pel.
Kalimat di atas terdiri dari empat frase, dan masing-masing mempunyai fungsi, yakni : keterangan, subjek, predikat, dan pelengkap. Frase-frase tersebut mempunyai unsur pusat (inti) yakni: hari, siswa, ujian , dan bahasa; dan unsur atribut, yakni: ini, SMU, sedang, dan Indonesia
Jenis-Jenis Frase
Berdasarkan unsur intinya, frase dibedakan menjadi:
2) Frase endosentris atributif, yaitu frase yang mempunyai unsur pusat dan unsur atribut. Misalnya: Sepatu saya / hilang.
3) Frase endosentris apositif, yaitu frase yang memiliki unsur pusat dan unsur aposisi. Misalnya: Aminah, anak Pak Lurah, / cantik sekali.
Selain itu, frase dapat pula diperluas dengan kata yang. frase seperti ini akan membentuk klausa.
1) Buku yang tebal itu / kepunyaanku.
2) Orang yang kemarin datang / pamanku.
3) Baju yang baru dibeli / kekecilan.
4) Laki-laki yang memakai kacamata itu / temanku.
Selain jenis frase di atas, dikenal pula Frase ambigu dan frase atributif berimbuhan. Frase ambigu adalah frase yang bermakna ganda. Misalnya: Lukisan ayah / dipajang / di ruang tamu.
Frase lukisan ayah mempunyai makna lukisan milik ayah, lukisan mengenai diri ayah, atau lukisan buatan ayah.
Frase atributif berimbuhan artinya frase yang unsur perluasannya berimbuhan. Misalnya: Saya tidak berani berjalan melalui tangga berjalan.
Kata tangga dalam frase tangga berjalan merupakan unsur pusat sedangkan berjalan merupakan unsur perluasan.
Perhatikan contoh frase di bawah ini!
“Guru kesenian hari ini tidak hadir.”
Kalimat yang mengandung frase sejenis (frase atributif berimbuhan) dengan frase yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah : Model pembelajaran harus dibuat guru sebelum mengajar.
=============================
Source URL: https://pokbongkoh.blogspot.com/2010/10/kata-ulang-konjungsi-imbuhan-frase-ac.htmlVisit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection
0 comments:
Post a Comment