Belum kering tangisan saudara kita di bumi Aceh dan Nias, bencana longsor, banjir, kasus sutet, kekerasan terhadap anak oleh orang tua, formalin-boraks dan berjuta kesengsaraan hidup yang setiap hari menjadi tontonan kita atau mungkin kita sendiri yang mengalami ini, menerpa bangsa ini.
Namun apa yang terjadi, kemaksiatan dan kedurhakaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap saja berjalan. Ketika ada niat baik dari pemerintah dan wakil rakyat untuk membentengi bangsa ini dari tayangan-tayangan cabul-kebinatangan maka syaitan-syaitan berwajah manusia yang haus uang serta merta mencerca pemerintah. Dalih kebebasan, demokrasi, seni, hak privat dilontarkan untuk menghadang RUU anti pornografi dan pornoaksi disahkan menjadi UU.
Kita patut mengacungkan jempol dan menghargai anggota dewan yang terhormat ketika masih punya kepedulian terhadap masalah ini. Paling tidak mereka masih punya nurani dan kejernihan berpikir ditengah terpaan kasus korupsi, dan permainan politik kotor di dalam instiusi mereka sendiri.
Ya, benar-benar heran dengan tingkah pongah sebagian manusia Indonesia yang tidak setuju dengan RUU tersebut. Entah apa yang ada dipikirkan mereka. Bolehlah mereka itu mengaku intelektual, pembawa panji kebebasan atau sebagainya. Namun pada hakikatnya mereka itu bodoh bin pandir. Dalam hal ini mungkin masyarakat biasa tamatan SD saja akan setuju dengan RUU ini.
Ketika mereka berposisi sebagai penentang RUU pornografi dan pornoaksi berarti mereka menempatkan diri sebagai pro pornografi dan pornoaksi. Terserah dengan dalil dan celotehan apa yang mereka lontarkan. Memang benar ketika RUU itu telah disahkan menjadi UU belumlah menjamin negeri ini menjadi negeri yang suci. Tapi paling tidak sudah ada niatn baik untuk mengcover dan menyelamatkan anak-anak bangsa dari virus yang teramat berbahaya ini.
Coba saja tanyakan pada mereka-mereka penentang itu, bagaimana kalau suatu ketika saudara perempuan anda diperkosa oleh laki-laki bejat yang terinspirasi dari tontonan blue film. Dan maukah anda ibu, kakak, adik atau keluarga perempuan anda muncul dengan cantik di cover-cover majalah telanjang? Kalau jawaban ya, cuma satu pertanyaan yang tak perlu anda jawab, apakah anda manusia??
Mau seperti apalagi murka yang mau ditimpakan Allah untuk menyadarkan kita semua. Ketika tsunami menerjang Aceh, kita semua prihatin dan sedih tiada terkira. Berbondong kita memberikan sumbangan, rela kita diterbangkan ke sana terjun langsung menolong korban. Tapi seperti kesadaran kita hanya sampai di situ saja. Tidakkah kita berpikir, mengambil ibrah atas kejadian itu?? Tidakkah kita percaya bahwa musibah yang diitimpakan kepada umat manusia dikarenakan ulah manusia sendiri?? Atau kita sudah tak peduli dengan Tuhan, dan menantang Tuhan dengan mengejek Tuhan. Oo, ternyata murka Tuhan baru segini?
Entahlah saya tak mau menjudgement lebih jauh. Saya yakin masih ada orang yang benar-benar peduli dengan bangsa ini, masih banyak orang jernih nurani dan pikirannya dan masih banyak orang yang mau taat pada Tuhan. Dan saya yakin suatu kebusukan mau dibungkus dengan dalil, dan dibingkai dengan kata-kata mutiara tak akan menang melawan kebenaran.
Source URL: https://pokbongkoh.blogspot.com/2009/11/dimanakah-nurani-itu.htmlVisit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection
0 comments:
Post a Comment