- Kreativitas amat penting bagi seseorang dalam menghadapi tantangan kehidupan yang tak pasti di masa depan. Kreativitas adalah fungsi multikecerdasan.
- Kreativitas didorong oleh imajinasi. Kreativitas adalah aplikasi atau penerapan imajinasi. Tak mungkin mengharapkan seorang anak kreatif jika kita membatasi ia berimajinasi bebas dan “liar”. Anak adalah makhluk berimajinasi. Tiap individu adalah makhluk berimajinasi. Apakah ayam berimajinasi? Tidak. Apakah kucing berimajinasi? Tidak. Karena itu tak ada kreasi yang diciptakan ayam atau kucing. Dari dulu kala perilakunya sama saja. Justru manusia dianugerahi kreativitas sehingga ia turut menjadi co-creator bersama Sang Maha-kreator.
- Imajinasi tidak datang dari mana-mana. Imajinasi itu datang dari otak, terutama belahan otak kanan.
- Namun, otak akan terkendala berimajinasi jika pemilik dan penyandang otak itu tidak berharap, tidak bermimpi, tidak ingin mengulurkan tangannya untuk meraih sesuatu yang lebih baik di masa depan. Nah, harapan dan impian meraih sesuatu yang diidam-idamkan itu justru terjelma dalam doa.
- Orang yang kurang berdoa menunjukkan sikap kurang berharap, kurang bermimpi, dan juga kurang bersyukur. Tidak semua harapan, impian, dan keinginan bersyukur kita terpenuhi. Doa memotivasi orang untuk bertindak. Doa memacu orang mencapai idamannya melalui bantuan tangan ilahi yang tak kentara tetapi bekerja memberi stimuli kepada otak untuk mewujudkan doa itu ke dalam tindakan nyata, action untuk merealisasi idaman.
- Ora et labora. Berdoalah dan bekerjalah. Doa tanpa kerja adalah sikap malas yang meminta Tuhan bekerja untuknya. Bekerja tanpa doa adalah sikap rajin yang tidak disertai imajinasi, tak disertai motivasi.
- Kreativitas tiap orang itu unik karena entitas kreativitas itu bervariasi. Ada orang yang berpikir dengan suaranya (tipe auditif), ada orang yang berpikir dengan matanya (tipe visual), tapi ada orang yang berpikir dengan gerakan tangan / tubuhnya (tipe kinestetik) dan ada orang yang senang berpikir abstrak.
- Kreativitas itu dinamis, selalu bergerak dan berubah, naik-turun, timbul-tenggelam.
- Kreativitas itu berbeda-beda antara seseorang dengan orang yang lain, bergantung kepada pengalaman, warisan genetik, dan kehidupannya. Lain kata, bergantung kepada otobiografinya.
- Karena itu, anak-anak dan generasi muda kita perlu sekali dibekali dengan kemampuan berkreasi, kemampuan kreatif, dengan kreativitas.
- Namun, orientasi menekankan mata pelajaran dalam hirarki pada kurikulum terbanyak negara di dunia (Urutan dari atas ke bawah: Bahasa – Matematika – IPA – IPS – Humaniora – Keterampilan – Kesenian) justru bertentangan dengan ciri-ciri kreativitas. Hirarki seperti ini disusun bagi semua anak didik untuk masuk ke gerbang universitas. Ijasah universitas adalah tiket masuk dunia kerja. Tapi itu dulu. Kini, fakta menunjukkan bahwa begitu banyak lulusan universitas di seluruh dunia terjerembab frustrasi karena menganggur, tidak mendapatkan pekerjaan. We teach subjects. We do not teach children.Karena itu, tidak heran jika Albert Einstein mengatakan, bahwa satu-satunya hal yang menghambat kreativitasnya adalah pendidikan.
- Guru bersemangat menghembuskan ke telinga anak-anak bahwa mata pelajarannya yang lebih penting. Kegairahan kepada mata pelajarannya menyebabkan ia mengabaikan, melalaikan pelayanan terhadap minat anak yang berbeda-beda.
- Kekeliruan ini bersumber dari kesalahan fatal menyiapkan anak untuk masa depan dengan berupaya menggunakan cara-cara dan kiat-kiat yang cocok di masa lampau dengan lebih baik. Semuanya menghambur-hamburkan tenaga dan dana untuk sesuatu yang usang di masa depan.
- Jalan yang terbaik yang seyogianya dipilih adalah menumbuhkembangkan dan melatih anak berolah kreativitas. Kreativitas justru mandek jika kita memaksakan anak menghafal dan menguasai mata pelajaran yang justru menyandra kreativitas.
- Bagaimana cara mengembangkan kreativitas? Silahkan kunjungi postings dalam blog ini dengan tag kreativitas dan tag otak!
Doa, imajinasi, dan kreativitas
Visit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection
0 comments:
Post a Comment