FREE DOWNLOAD PICTURE
MORE INFO ABOUT WALLPAPER
Friday, February 5, 2010

BERIMAJINASI SEBAGAI CERMINAN KRETIVITAS ANAK

    BERIMAJINASI SEBAGAI CERMINAN KRETIVITAS ANAK

    Manusia dilahirkan dengan potensi kreativitas. Inilah ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah kreativitas kita atau kemampuan kita mencipta. Hal ini merupakan sifat hakiki (fitrah) kita sebagai manusia dan merupakan bagian dari siapa kita.

    Kreativitas merupakan potensi manusia yang dibawa sejak lahir. Melalui kekuasaan Tuhan, sesungguhnya alam ini telah mengajarkan kepada manusia untuk berpikir
    kreatif.

    Hanya karena buah apel, dengan cerdas Newton berhasil menciptakan teori gravitasi bumi, begitu juga dengan Septi Peni Wulandari, melalui kreativitas jari-jemarinya berhasil menemukan metode berhitung cepat yang dikenal dengan metode Jarimatika.

    Masih banyak lagi kejadian-kejadian luar biasa yang ditemukan manusia untuk memakmurkan kehidupan manusia. Itu semua buah dari hasil kreativitas imajinasi manusia.

    Terkait dengan imajinasi, berdasarkan tumbuh kembangnya dunia anak sangat dekat dengan dunia imajinasi. Imajinasi bagi anak adalah sarana untuk berselancar dalam memahami realitas akan keberadaan dirinya, orang lain dan lingkungannya. Sebagaimana Rene Descartes berhasil menemukan hakikat dirinya setelah menyapa cogito untuk mencapai puncak kesadaran tertinggi manusia. Dengan kata lain kemampuan imajinatif yaitu kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya yaitu membayangkan sesuatu, mengembangkan khayalan atau daya cipta.

    Oleh karena itu, berimajinasi bukan kaca cermin kemalasan dan tidak produktif karena hanyut dalam dunia “berkhayal”. Cara pandang ini tentu saja kekeliruan besar, justeru dengan imajinasi manusia berikhtiar untuk mendekatkan anugerah Tuhan dengan segala ciptaannya di jagad alam ini. Berkhayal di sini yang dimaksud bukan imajinasi hasil dari realitas tontonan masyarakat dari pengaruh tayangan televisi yang ”menyesatkan” akhir-akhir ini. Melainkan berkhayal atau berimajinasi yang positif dan kreatif dengan memanfaatkan kelebihan otak sebagai anugerah Tuhan.

    Dengan berimajinasi seorang anak dapat mengangkat bakat terpendamnya dari semak belukar hutan rimba yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawa sejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan itu ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungan kebudayaan di mana seseorang anak yang berbakat itu hidup.

    Dalam berimajinasi terkandung dua makna yaitu inovasi dan kreasi yang ditunjang oleh lingkungan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh sebab itu, jika anak berada dalam situasi ini pola asuh yang hangat sangat diperlukan untuk memacu kreativitasnya. Terlebih apabila seorang anak sedang berada dalam suasana “yang jauh dari kenyataan” dengan sarana bermain, di sanalah imajinasi anak sedang diuji dalam proses pembelajarannya.

    Bila imajinasi kreatif anak muncul, maka otak anak memiliki energi dan kapasitas unik untuk melanjutkan kegiatan, serta mensinergikan atau mengkombinasikan dan tukar menukar pola pembelajaran dengan cara-cara baru. Imajinasi adalah proses mental manusiawi yang menjadikan semua kekuatan emotif berpartisipasi dalam menstimulasikan, memberi energi pada tindakan kreatif.

    Sebagai kata penutup mari kita damping, didik dan latih anak kita untuk berimajinasi sebagai cermin kreativitas anak.
    Source URL: http://pokbongkoh.blogspot.com/2010/02/berimajinasi-sebagai-cerminan.html
    Visit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection

0 comments:

Post a Comment