FREE DOWNLOAD PICTURE
MORE INFO ABOUT WALLPAPER
Wednesday, December 15, 2010

Rahasia Cakrawala Kehidupan di Bawah Naungan Al Qur'an

    al-quranRahasia Cakrawala Kehidupan di Bawah Naungan Al Qur'an

    tirai-kehidupan| Sudahkah kita faham dan sadar bahwa Al Qur'an adalah rahmat Allah kepada umat manusia agar menjadi pedoman dalam hidupnya menerangi kegelapannya, dan menunjukkannya ke jalan yang lurus? Bagaimana perasaan kita seandainya saja Allah mengangkat Al Qur’an dari atas bumi ini dan dari hati para penghafalnya? Jika kita merasakan kesedihan yang sangat dalam berarti kita telah merasakan keagungan dan kebesaran nilai Al Qur'an ini. Oleh karena itu tantangan seperti ini diungkapkan oleh Allah dalam surat Al Isra’ : 86 dan 87.

    ???????? ??????? ????????????? ????????? ??????????? ???????? ????? ??? ?????? ???? ???? ????????? ????????(86)????? ???????? ???? ??????? ????? ???????? ????? ???????? ????????(87)

    “Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap Kami, kecuali karena rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar.”

    Agar cakrawala hidup di bawah naumgan Al Qur'an terbuka dengan luas dalam diri kita, maka hatilah yang paling berperan dan menentukan. Utsman bin Affan ra. berkata:

    ?? ???? ?????? ??? ???? ?? ??????.

    “Andaikata hati itu suci, maka tidak akan pernah kenyang (puas) dengan Al Qur’an.”

    Hindarkan semua penghalang masuk didalam alam Qur’ani seperti penyakit hati, syirik dan kebodohan. Niscaya akan kita rasakan suasana khusyu’ sebagaimana khusu’nya gunung ketika mendengarkan Al Qur’an.

    ?????? ?????? ?????????? ????????? ???? ???????? ??????????? ???????? ??????? ????? ?????? ???? ???????? ???? ????????? ??????????? ??????? ?????????? ???? ?????? ??????? ?????????? ??????? ???????? ??????????? ????????? ???????? ??????????(16)

    “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

    Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ayat ini merupakan kecaman terhadap orang-orang beriman yang tidak kunjung khusyu’ bersama Al Qur’an. Sedangkan Ibnu Mas’ud menjelaskan, “Setelah empat tahun hati kami tidak kunjung bersama Al Qur'an maka turunlah ayat kecaman ini.” Inilah ayat Allah SWT yang harus kita pahami sebagai kunci hidup dibawah naungan Al Qur'an yakni rasa khusyu’ bersama Allah SWT.

    Rasa khusyu’ dalam hati kita harus dapat menghasilkan keyakinan terhadap tiga tujuan pokok misi diturunkannya Al Qur'an, yakni:

    1. Agar selalu dibaca sebagai bentuk ibadah dan pendekatan diri manusia kepada Rabbnya.

    2. Agar dijadikan sebagai sumber hukum agama dan syariat.

    3. Agar dijadikan sebagai asas hukum kehidupan dunia.

    Salafussaleh kita adalah contoh yang terbaik didalam melaksanakan tiga tujuan diatas. Mereka memiliki kebiasaan bertilawah dengan sandi ??? ???? —mulutku selalu rindu kepada Al Qur'an, yang dengan sandi ini sepekan sekali mereka selalu khatam Al Qur'an. Adalah Umar Bin Abdul Aziz ra. yang memiliki kebiasaan, apabila dirinya disibukkan oleh sesuatu yang menghalanginya dari wirid tilawahnya, beliau segera membuka mushaf dan membacanya. Ketika ditanya “Mengapa anda selalu lakukan ini?”, beliau menjawab, “Agar aku tidak termasuk orang yang meninggalkan Al Qur'an.” Suatu jawaban yang dijiwai firman Allah SWT,

    ??????? ?????????? ???????? ????? ??????? ?????????? ????? ???????????? ??????????(30)

    Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan".

    Begitu juga Utsman bin Affan. Bahkan sampai saat-saat kematiannya Al Qur'an masih ada ditangannya.

    Para Salafussaleh apabila ingin beristinbath tentang suatu hukum, maka kitab pertama yang dibuka adalah Al Qur'an. Satu peristiwa yang sangat populer adalah ketika Rasulullah mengutus Muadz ke Yaman, maka jawaban yang pertama adalah Al Qur'an ketika ditanya “Dengan apa kamu memutuskan satu hukum?”. Untuk itu Umar ra. mewajibkan setiap orang yang baru masuk Islam untuk belajar Al Qur'an dan dilarang mempelajari yang lain. Bahkan seorang Tabi’i bernama Said Bin Al Musayyaf melarang murid-muridnya mencatat penjelasan pengajiannya karena khawatir memalingkan masyarakat dari Al Qur'an. Dalam suatu kesempatan beliau menyobek catatan salah seorang muridnya dan berkata dengan nada marah, “Engkau perhatikan ucapanku dengan penuh seksama dan kau tinggalkan Al Qur'an? Kemudian kemana-mana kamu akan mengatakan ‘menurut Said begini… begitu…’”

    Adapun dalam kehidupan dunia, maka tidak satupun lini kehidupan yang jauh dari Al Qur'an. Kehidupan ekonomi, rumah tangga, sosial, militer dan lain sebagainya, semuanya sangat terwarnai oleh Al Qur'an. Bukti yang nyata dalam hal ini adalah sejarah kehidupan umat Islam yang masih bisa dibaca, misalnya dalam kitab Al Bidayah Wannihayah karya besar Al Imam Ibnu Katsir. Begitu juga banyaknya karya para ulama yang secara spesifik mengkaji masalah-masalah keduniaan diatas.

    Al Imam Ghazali dalam kitabnya yang monumental Ihya’ Ulumiddin menjelaskan beberapa kiat menguak cakrawala hidup dibawah naungan Al Qur'an, yakni:

    1. Memahami kandungan ayat. ??? ??? ??????

    Allah SWT sangat mengecam manusia yang tidak memahami kandungan ayat Al Qur'an. Lihat surat Al Baqoroh ayat 78 dan surat Al Jumu’ah ayat 5.

    2. Merasakan keagungan Al Qur'an. ???????

    Maka bagi pembaca Al Qur'an harus dapat merasakan keagungan Allah didalam hatinya sebagai mutakallimnya. dan ia harus menyadari bahwa apa yang dibaca bukanlah ucapan manusia, melainkan ucapan yang memiliki nilai yang sangat tinggi, sehingga Allah firmankan bahwa tidak dapat berinteraksi dengannya kecuali orang-orang yang suci.

    3. Keterlibatan hati saat bersama Al Qur'an ???? ?????

    Adalah salafussaleh terdahulu, apabila membaca ayat Al Qur'an dan hatinya tidak dapat terlibat dengan ayat-ayatnya, ia akan mengulangnya sampai dia dapat merasakan keagungan ayat tersebut dan merasa bahagia dengannya.

    4. Merenungi dan menghayati ayat-ayatnya. ??????

    Yakni upaya menguak apa saja yang terkandung dibalik setiap ayat. Banyak hadits menjelaskan bahwa Rasulullah mengulang-ulang suatu ayat karena indahnya menikmati berbagai macam inspirasi dari suatu ayat.

    5. Berupaya memahami ??????

    Setiap pembaca Al Qur'an harus selalu bertanya kepada dirinya, ‘Apakah ayat ini sudah saya pahami?’ atau ‘apakah maksud ayat ini?’. Cara tafahhum seperti ini akan memotivasi keinginan yang terus menerus untuk memahami Al Qur'an.

    6. Membersihkan diri dari hal-hal yang mencegah memahami Al Qur’an ?????? ?? ????? ?????

    Setan, hawa nafsu dan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia diantara hal-hal yang dapat mencegah memahami Al Qur'an. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila umatku telah mengagung-agungkan dinar dan dirham, tercabutlah dari diri mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahyi munkar, mereka terjauhkan dari barokah Al Qur'an.

    Fudhail bin Iyadh mengatakan bahwa maksud hadits diatas adalah terjauhkan dari memahami Al Qur'an.

    7. Berusaha merasakan khitab Allah untuk dirinya ???????

    Yakni berusaha merasakan seluruh maksud ayat, seperti perintah atau larangan, janji baik dan ancaman, semata-mata mengarah kepada dirinya. Muhammad Bin Ka’ab Al Qurodhi mengatakan, “barangsiapa yang sampai kepadanya ayat-ayat Al Qur'an, maka seakan-akan Allah sedang menasehatinya.” Sebagian Ulama mengatakan Al Qur'an ini bagaikan surat yang datang dari Allah SWT. Kami mentadabburinya diwaktu shalat, mengkajinya pada waktu luang dan mengaplikasikannya dalam ketaatan.

    8. Berusaha menjadi pembaca yang reaktif sesuai dengan kandungan ayatnya ??????

    Seorang pembaca harus bisa merasakan perasaan yang berbeda-beda sesuai dengan isi ayatnya. Al Hasan Al Basri mengatakan, “Demi Allah, tidaklah seorang hamba dipagi hari membaca Al Qur'an dengan sebaik-baiknya dan beriman kepadanya, kecuali akan banyak sedihnya, sedikit gembiranya, banyak tangisnya, sedikit tertawanya, banyak kerjanya dan sedikit santainya.”

    9. Berusaha meningkatkan ruhnya bersama Allah SWT ??????

    Kualitas bacaan manusai ada tiga, yakni:

    1. Seorang yang membaca Al Qur'an seakan-akan dia menghadap Allah SWT dan mengharapkan pahalanya.

    2. Seorang yang membaca Al Qur'an merasakan dengan hatinya seakan Allah melihat dan memperhatikannya.

    3. Seorang yang membaca Al Qur'an yang tenggelam hati dan pemikirannya bersama Allah SWT. Maka tidak lagi dia memperhatikan dirinya dan bacaannya. Inilah tilawah orang-orang yang muqorrobin. Sedangkan dua cara diatas adalah tilawah ashhabul yamin.

    Selain tiga diatas adalah tilawah ghafilin.

    10. Berusaha tidak memvonis dirinya dengan vonis yang positif ??????

    Adalah Ibnu Umar ra. apabia membaca ayat yang isinya tentang sifat manusia yang banyak berbuat zhalim beliau segera beristigfar. “Aku minta ampun kepadaMu ya Allah, dari kezhalimanku dan kekufuranku.” Maka contoh ini dapat kita berlakukan pada semua ayat agar kita termotivasi untuk terus meningkatkan amal dan itdak cepat puas dengan apa yang sudah dilakukan.

    Inilah hakikat cakrawala hidup dibawah naungan Al Qur'an yang harus dapat meningkatkan keimanan dan amal soleh yang banyak, sehingga kita layak disebut sebagai Shohibul Qur’an sebagaimana didalam hadits yang banyak mendapatkan kesuksesan, kemuliaan, syafa’at dan kemudahan-kemudahan diakhirat nanti.

    sumber:http://www.ltqalhikmah.com/artikel/al-quran/57-menguak-cakrawala-hidup-di-bawah-naungan-al-quran.html

    Source URL: http://pokbongkoh.blogspot.com/2010/12/rahasia-cakrawala-kehidupan-di-bawah.html
    Visit Godo Bolet for Daily Updated Hairstyles Collection

0 comments:

Post a Comment